Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut World Health Organization
(WHO) tahun 1961 adalah semua bayi baru lahir yang berat badannya
kurang atau sama dengan 2500 gram (1). Berat lahir adalah berat bayi
(tanpa memandang masa gestasi) yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
lahir (2). Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta
bayi berat lahir rendah (3). Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother
2007 (data tahun 2000-2003) dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus
disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Namun demikian, sebenarnya
jumlah ini diperkirakan lebih tinggi karena sebenarnya kematian yang
disebabkan oleh sepsis, asfiksia dan kelainan kongenital sebagian juga
adalah BBLR (4).
Masalah berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram) sampai saat ini
masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal (5).
BBLR merupakan penyumbang utama angka kematian pada neonatus. Menurut
perkiraan WHO, terdapat 5 juta kematian neonatus setiap tahun dengan
angka mortalitas neonatus (kematian dalam 28 hari pertama kehidupan)
adalah 34 per 1000 kelahiran hidup, dan 98% kematian tersebut berasal
dari negara berkembang (6). Secara khusus angka kematian neonatus di
Asia Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran hidup (7).
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi, sekitar 56%
kematian terjadi pada periode yang sangat dini yaitu di masa neonatal.
Sebagian besar kematian neonatal terjadi pada 0-6 hari (78,5%) dan
prematuritas merupakan salah satu penyebab utama kematian. Target Millenium Development Goals
(MDGs) 2015 adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) kelahiran hidup
menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKB masih 34/1.000 kelahiran
hidup (8). Penyebab utama kematian neonatal adalah bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 29% dan insidensi BBLR di Rumah Sakit di
Indonesia berkisar 20%. Kejadian BBLR di daerah pedesaan atau rural
sebesar 10,5% dan sebagian besar BBLR meninggal dalam masa neonatal (9).
Masalah perinatal yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir di
Indonesia disebabkan oleh Asfiksia, infeksi, hipotermi,dan BBLR (10).
Periode setelah lahir merupakan awal kehidupan yang tidak menyenangkan
bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya
(intra uterin) dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstra uterin) yang
sangat berbeda. Proses penyesuaian kehidupan dari uterus ini merupakan
masa yang sulit bagi bayi dimana masa transisi ini merupakan fase kritis
bagi kehidupannya (1).
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih
besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan
lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang
tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi
neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial,
dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan
pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan
gangguan yang lainnya (11).
Bayi dengan BBLR termasuk dalam kelompok neonatus resiko tinggi.
Istilah neonatus resiko tinggi menyatakan bahwa bayi harus mendapatkan
pengawasan ketat oleh para dokter dan perawat yang telah berpengalaman
karena neonatus ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami
kematian atau menjadi sakit berat dalam masa neonatal. Untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian neonatus, maka perlu sekali kita mengenali
neonatus dengan resiko tinggi sedini mungkin (12). Kehidupan bayi
biasanya berakhir di ruang perawatan intensif neonatus sebagai akibat
berbagai morbiditas neonatus (13).
Bayi baru lahir yang membutuhkan perawatan medis intensif akan
dirawat dalam suatu unit khusus dari rumah sakit yang disebut dengan Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
Kebanyakan bayi yang dirawat di NICU adalah bayi prematur, BBLR, dan
yang memiliki kondisi medis tertentu sehingga memerlukan perawatan (14).
Ruangan NICU adalah ruang perawatan intensif untuk bayi yang memerlukan
pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya
kegagalan organ-organ vital (15). NICU merupakan ruangan khusus yang
menggabungkan teknologi canggih dan tenaga kesehatan profesional
terlatih untuk memberikan perawatan khusus dan intensif bagi bayi baru
lahir. Bayi-bayi yang dirawat di NICU umumnya adalah bayi dengan risiko
tinggi. Bayi risiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi yang lain.
Istilah bayi risiko tinggi digunakan untuk menyatakan bahwa bayi
memerlukan perawatan dan pengawasan ketat (1).
Perawatan bayi di NICU bertujuan untuk mempertahankan kesejahteraan
fisik dengan dibantu mesin pernapasan dan inkubator (16). Bayi yang
lahir prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) biasanya
akan dimasukkan ke dalam inkubator sebelum dinyatakan cukup sehat untuk
dibawa pulang. Namun, penanganan terhadap bayi dengan kebutuhan
perawatan khusus ini kelak bisa memengaruhi tumbuh kembang anak. Hal itu
terutama pada pertumbuhan otak dan emosi, apalagi inkubator memisahkan
kontak fisik dan emosi antara bayi dan orangtuanya (17).
Di Indonesia, perawatan BBLR masih memprioritaskan pada penggunaan
inkubator tetapi keberadaannya masih sangat terbatas. Hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas BBLR menjadi sangat tinggi, bukan
hanya akibat kondisi prematuritasnya, tetapi juga diperberat oleh
hipotermia dan infeksi nosokomial. Di sisi lain, penggunaan inkubator
memiliki banyak keterbatasan. Selain jumlahnya yang terbatas, inkubator
membutuhkan biaya perawatan yang tinggi, serta memerlukan tenaga
terampil yang mampu mengoperasikannya. Selain itu, dengan menggunakan
inkubator, bayi dipisahkan dari ibunya, hal ini akan menghalangi kontak
kulit langsung antara ibu dan bayi yang sangat diperlukan bagi tumbuh
kembang bayi (18).
Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan
infrastruktur yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi
sehingga seringkali menjadi pengalaman yang sangat mengganggu bagi
keluarga (19). Mereka harus secara bersamaan selain menghadapi kebutuhan
mereka sendiri dan keluarga (terutama bila ada anak lain), juga
kebutuhan bayinya. Selain itu, keadaan dan kondisi yang berbahaya dapat
terjadi pada bayi mereka dapat menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian.
Keluarga dengan BBLR dihadapkan pada krisis ganda dan perasaan bingung
mengenai tanggung jawab, ketidakberdayaan, dan frustrasi (20).
Orang tua terutama ibu pasti menginginkan dapat melahirkan bayi yang
sehat, cukup umur, dan dengan berat badan di atas 2500 gram. Namun ada
kalanya hal ini tidak bisa tercapai. Bayi dengan prematur dan BBLR harus
dirawat di Rumah Sakit untuk mendapat penanganan dengan baik dan
hati-hati, karena semua alat tubuhnya belum sempurna. Begitu lahir bayi
prematur harus ditaruh di tempat yang keadaannya seperti di kandungan
perut ibunya yang hangat agar suhunya tetap stabil, karena jika suhu
tubuhnya rendah bisa menyebabkan kematian karena semua metabolismenya
terganggu. Setelah bayi dibersihkan akan ditaruh di inkubator untuk
mempertahankan suhu tubuh yang normal. Lama atau tidaknya bayi dirawat
di inkubator tergantung kondisi masing-masing bayi (21).
Selama BBLR dirawat di Rumah Sakit, orang tua harus terlibat dalam
perawatan bayi. Terkadang ada orang tua yang tidak mengerti apa yang
harus dilakukan ketika bayinya dirawat. Perawat maupun dokter biasanya
mengharuskan kedua orang tuanya datang setiap hari ke RS untuk
memberikan sentuhan kasih sayang pada bayinya. Bagaimanapun juga bayi
bisa merasakan sentuhan dan belaian orang tuanya. Dan ini ada baiknya
untuk ikatan emosional bayi dengan orang tua. Orang tua pun harus
membelai bayinya yang berada di inkubator dengan memasukkan tangannya
lewat tempat khusus tangan. Ini bila bayi belum tahan dengan suhu di
luar atau masih menggunakan alat-alat bantu. Orang tua harus dalam
kondisi sehat menghindari bayi terkena infeksi. Orang tua pun harus
menggunakan baju khusus yang disediakan pihak rumah sakit dan
membersihkan tangannya, baik sebelum maupun sesudah memegang bayinya
(21).
Frekuensi kedatangan orang tua terutama ibu ke rumah sakit adalah
tergantung orang tua bayi masing-masing dan pihak rumah sakit. Rumah
sakit memiliki peraturan tersendiri dalam jam berkunjung. Orang tua pun
tidak bisa selama 24 jam karena mereka pun memerlukan istirahat (21).
Studi pendahuluan yang dilakukan dengan seorang ibu yang memiliki bayi
yang sedang dirawat di ruang perinatologi RSUD Kota semarang, ibu
mengatakan setiap hari bergantian dengan suami datang ke rumah sakit
untuk memberi ASI pada bayi. Ibu mengatakan sesudah menjenguk bayinya,
pada saat malam hari pasti tidak bisa tidur dan tidak nafsu makan. Ibu
terlihat fokus kepada kondisi bayinya dan merasa khawatir jika berat
badan bayinya tidak naik.
Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan),
juga merupakan kesadaran akan suatu hal yang tertangkap oleh indra
manusia (22). Ibu yang memiliki bayi dengan BBLR yang mengharuskan bayi
untuk dirawat di rumah sakit memiliki berbagai pengalaman baik itu
menyenangkan, mengharukan, maupun menyedihkan. Pengalaman tersebut dapat
dijadikan sebagai pelajaran berharga bagi seseorang dan dari pengalaman
akan lebih mudah beradaptasi apabila ada kejadian serupa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Text
Popular Posts
-
BERIKUT INI CONTOH KASUS PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS YANG POSITIF SELAMATAN 7 BULANAN ...
-
Sudah menjadi rahasia umum, tindakan unsafe abortion yang sering dilakukan wanita seperti melakukan kekerasan fisik seperti berlari, naik...
-
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Non-Medis Kali ini dianvb.blogspot.com memposting sebuah artikel yang agak nyleneh . Tapi...
-
Sesuatu yang harus Anda Ketahui tentang Bahaya Kehamilan Remaja Sekarang ini, masalah kehamilan remaja cenderung masih kurang untuk ...
-
A. PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA MASYARAKAT. Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang ti...
-
Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat A.Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat Pelayanan kebidanan komunitas di...
-
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut World Health Organization (WHO) tahun 1961 adalah semua bayi baru lahir yang berat badannya ...
-
ASKEB V ( KOMUNITAS ) SISTEM RUJUKAN 1. A. PENDAHULUAN Kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan yang ku...
-
Tingkat Kesuburan Perempuan Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuburan seorang perempuan. Contohnya: 1. Disfungsi hormon. 2...
-
Penyakit menular seksual (PMS) atau kadang-kadang disebut infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang menyebar melalui hubungan seks ...
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar